Dengan konsep yang sederhana ia juga ingin melihat penonton atau penikmat stand up dia siapa dan seperti apa. Mengacu pada karakternya dipanggung stand up sebagai seseorang yang kolot, dengan jenggot yang rentan akan kecurigaan orang-orang kalau dia teroris, juga materi-materinya yang memicu konflik peperangan di Timur tengah, ia pun mengusung konsep pesantren disebuah dusun. Tempat di Pendopo Kampoeng Sadang Purwakarta, penonton duduk lesehan, dikelilingi cahaya dari api-api
Diawal acara ada penampilan dari sebuah kelompok kesenian calung, dilanjut dengan sambutan dari Fahri Prahira (komika Purwakarta) lalu Tausyiah dari yang punya hajat sekalisinfo dan opening act dari Bayu Agung (komika UIN Bandung) dilanjut lagi sama penampilan kalis, dan terakhir season sedih-sedihan dari musikalisasi puisi yang menamakan diri mereka sebagai Semalam Suntuk yang kebetulan pada malam itu featuring dengan Raden Mas Cemen (Suca), untuk yang gak nonton kalian bayangkan sendiri bagaimana jika Mas Cemen berpuisi.
Acara pun selesai, dan kalau udah selesai biasanya bubar. Terimakasih untuk teman-teman yang selalu mensupport karya kami, khusunya semua karya anak lokal.
Oh iya sodara-sodaraku, konon katanya, #LandongManah ini gak akan berakhir disini, karena kalis yang dikenal sangat mencintai budaya silaturahmi, jadi rencananya, kalis yang juga dibantu panitia dari temen-temen komunitas stand up comedy purwakarta, akan mengepakan sayapnya terbang ke angkasa untuk mengadakan Tour Stand up comedy #LandongManah, karena ini baru rencana, jadi masih belum pasti planet mana yang akan didatengi oleh #LandongManah. Eh ini serius kok. Ya, manusia hanya bisa berencana, kepetusan tetap milik sang pencipta. Do’akan saja semoga tak hanya berakhir dikata semoga.
Terimaksih untuk yang sudah datang ke acara tgl 24 kemarin. Salam hangat untuk kalian semua. Allahuakbar.. *Sundulu*